Untuk Mendapatkan Harga Terbaik, Segera Hubungi Kami di (021) 2961 5678                                                                                    
BURSA ASIA MENGHIJAU, MENYUSUL BURSA SAHAM AS

15 Juni 2021, 10.43 WIB


image

Membuka perdagangan hari ini, Selasa (15/6/2021), mayoritas bursa saham Asia berhasil menguat, mengikuti bursa saham Wall Street di AS yang ditutup naik kemarin, mendorong indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite mencapai rekor tertinggi barunya.

Laju indeks Nikkei Jepang dibuka naik 0,26%, sedangkan Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,02%, Straits Times Singapura meningkat 0,3%, dan indeks KOSPI Korea Selatan tumbuh 0,15%.

Hari ini, indeks Shanghai Composite China dibuka menyusut 0,14%, setelah kemarin tutup karena libur nasional.

Bursa saham Wall Street di New York mayoritas ditutup menguat, setelah investor kembali memburu saham teknologi di AS yang membuat indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite ke rekor penutupan tertinggi terbarunya.

Indeks S&P 500 mencatat rekor tertinggi baru dengan kenaikan 0,18% ke level 4.255,15. Aksi cetak rekor juga terjadi pada indeks Nasdaq yang melonjak 0,74% ke posisi 14.174,14. Sedangkan untuk indeks Dow Jones melemah sebesar 0,25% menjadi 34.393,75.

Kini para investor juga kembali masuk ke saham-saham berbasis pertumbuhan seperti teknologi menyusul penurunna imbal hasil yield oblogasi pemerintah AS tenor 10 tahun ke bawah 1,43% akhir pekan lalu. Ini merupakan posisi terendah dalam 3 bulan terakhir.

Selain itu, saham Apple dan Netflix berhasil mencatat kenaikan tinggi hingga 2% lebih, disusul Amazon, Microsoft dan Facebook yang bergerak naik. Saham Tesla meningkat 1,3% pada sesi penutupan, mengikuti kenaikan harga Bitcoin yang mencapai US$40.000/keping.

Sementara pasar juga masih mengamati rapat bank sentral AS atau The Fed yang akan dimulai malam ini. Meski bank sentral AS diperkirakan masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuan, namun dalam pidatonya seputar inflasi dan laju pembelian The Fed atau surat berharga akan menggerakan pasar. Ketua The Fed, Jerome Powell dijadwalkan berpidato setelah rapat tersebut.

Jika ada sinyal yang menunjukan bahwa kebijakan moneter ketat berpeluang diambil di tahun ini, atau lebih cepat dari proyeksi sebelumnya pada 2023 atau benar akan dilakukannya pengurangan tapering pembelian obligasi dalam waktu dekat, maka Wall Street akan bergerak volatil.