Untuk Mendapatkan Harga Terbaik, Segera Hubungi Kami di (021) 2961 5678                                                                                    
BURSA SAHAM AS BERGERAK MEMERAH

05 Oktober 2021, 11.00 WIB


image

Pada perdagangan awal pekan kemarin, Selasa (4/10/2021), laju bursa saham Wall Street di AS tercatat mengalami penurunan tajam lantaran investor membuang Big Tech dan saham pertumbuhan lainnya dalam menghadapi kenaikan imbal hasil US Treasury. Selain itu, kekhawatiran akan potensi default utang pemerintah AS juga ikut membayangi.

Berdasarkan data Reuters, laju indeks Dow Jones mengalami penurunan 0,94% ke posisi 34.002,92. Sedangkan indeks S&P 500 jatuh hingga 1,30% ke level 4.300,46. Dan untuk indeks Nasdaq Composite berkurang sebesar 2,14% ke 14.255,49.

Empat perusahaan paling berharga di pasar saham AS masing-masing tercatat mengalami penurunan lebih dari 2%, diantaranya yaitu saham Apple, Microsoft, Amazon, dan Alphabet.

Facebook yang merupakan perusahaan paling berharga kelima juga anjlok hingga nyaris 5% setelah aplikasi dan platform berbagi foto Instagram menurun untuk ribuan pengguna, mengutip situs pelacakan pemadaman Downdetector.com.

Kenaikan imbal hasil US Treasury dikarenakan investor khawatir akan kurangnya perbaikan plafon utang di Kongres AS dan menantikan rilis data ketenagakerjaan September minggu ini, yang dapat membuka jalan bagi pengurangan pembelian aset Federal Reserve.

Sementara Presiden Joe Biden menyatakan, ia tidak dapat menjamin pemerintah tidak akan melanggar batas utang US$28,4 triliun Partai Republik bergabung dengan Demokrat dalam pemungutan suara untuk menaikkannya, lantaran AS menghadapi risiko gagal bayar bersejarah hanya dalam dua pekan.

Data terbaru juga menunjukan adanya peningkatan pada belanja konsumen, aktivitas pabrik yang dipercepat dan pertumbuhan inflasi yang meningkat telah memicu taruhan bahwa Federal Reserve akan memperketat kebijakan moneter akomodatifnya lebih cepat dari yang diharapkan.

Penutupan indeks S&P 500 dan Nasdaq merupakan penurunan terendah sejak Juli. Indeks S&P 500 mengalami kejatuhan sekitar 5% dari posisi penutupan tertingginya pada 2 September.

Namun, lebih dari setengah saham S&P 500 telah turun 10% atau lebih dari posisi tertinggi 52 minggu, termasuk 71 saham yang anjlok lebih dari 20%.