Untuk Mendapatkan Harga Terbaik, Segera Hubungi Kami di (021) 2961 5678                                                                                    
RUPIAH BERHASIL TEMBUS KE LEVEL RP14.200/US$

11 Oktober 2021, 10.03 WIB


image

Hingga perdagangan pagi hari ini Senin (11/10/2021), pergerakan nilai tukar rupiah masih melanjutkan kinerja terbaiknya saat berhadapan dengan kurs dolar AS. Rupiah berhasil mencatat penguatan 0,59% sepanjang pekan lalu, dan berlanjut pagi ini.

Mengutip dari data Refinitiv, mata uang Garuda dibuka menguat 0,14%. Namun penguatan tersebut terpangkas pada pukul 09.10 WIB ke posisi Rp14.210/US$ atau menguat 0,07%.

Kini rupiah mampu melanjutkan penguatannya lantaran mata uang Negeri Paman Sam tengah mengalami tekanan setelah rilis data tenaga kerja pada Jumat pekan lalu. Data tenaga kerja merupakan salah satu acuan bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan kebijakan moneter.

Dari laporan Departemen Tenaga Kerja AS, sepanjang bulan September perekonomian Negeri Paman Sam mampu menyerap 194.000 tenaga kerja diluar sektor pertanian (non-farm payrolls/NFP), angka tersebut sangat jauh dibawah hasil survei Reuters sebanyak 500 tenaga kerja.

Rilis data tersebut membuat peluang kenaikan suku bunga di tahun depan kembali dipertanyakan pelaku pasar. Sebab, ketua The Fed, Jerome Powell, sebelumnya sempat menyatakan bahwa perlu kemajuan lebih lanjut di pasar tenaga kerja untuk menaikan suku bunga. Meski tapering tetap dilakukan di tahun ini.

Selain itu, pada akhir September lalu, Powell juga menyatakan bahwa perekonomian saat ini masih jauh dari target tenaga kerja maksimum.

Sementara analis dari TD Securities menyatakan data NFP memang jauh di bawah ekspektasi, akan tetapi secara garis besar tidak akan merubah proyeksi The Fed untuk mengumumkan tapering bulan depan.

Data Jumat pekan lalu menunjukan rata-rata upah per jam menunjukkan peningkatan 0,6% dari bulan sebelumnya. Sedangkan dilihat dari September 2020, tercatat ada peningkatan sebesar 4,6%. Dalam 6 bulan terakhir, rata-rata upah per jam menunjukkan kenaikan 6% year-on-year (YoY).

Naiknya upah tersebut membuat inflasi diperkirakan amasih akan tinggi dalam waktu yang lebih panjang, yang dapat memberikan dampak pada proyeksi kebijakan moneter The Fed.