Untuk Mendapatkan Harga Terbaik, Segera Hubungi Kami di (021) 2961 5678                                                                                    
RUPIAH KEMBALI MENGUAT SEIRING LESUNYA KURS DOLAR AS

09 September 2022, 11.27 WIB


image

Pergerakan nilai tukar rupiah kini berhasil menekan mata uang Negeri Paman Sam hingga perdagangan tengah hari ini, Jumat (9/9/2022). Indeks dolar AS mengalami koreksi di pasar spot, ini tentu membuka peluang bagi rupiah untuk bergerak menguat.

Mengutip data Refinitiv, rupiah bergerak naik sebesar 0,23% ke posisi Rp14.860/US$. Tidak lama kemudian, rupiah kembali melanjutkan penguatannya sebesar 0,3% menjadi Rp14.850/US$ pada pukul 11.00 WIB.

Menguatnya mata uang Garuda didorong oleh pelemahan indeks dolar AS, bahkan saat ini mata uang Paman Sam kembali menduduki level 108.

Indeks dolar AS yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang dunia lainnya, kembali mengalami pelemahan 0,7% ke posisi 108,94, setelah Rabu lalu sempat mencapai ke posisi tertinggi dua dekade ke posisi 110,79.

Meski demikian, pelemahan kurs dolar AS masih tetap terjaga lantaran bank sentral AS atau The Fed diperkirakan masih akan tetap hawkish untuk beberapa waktu kedepan.

Dari pernyataan yang dilontrakan ketua The Fed Jerome Powell, pada Kamis kemarin (8/9/2022), terlihat bahwa Fed masih akan terus berupaya untuk meredam angka inflasi.

Selain itu, Powell juga telah mengakui jika kampanye agresif dapat menyebabkan beberapa rasa sakit, namun dia telah berulang kali menekankan bahwa bertindak sekrang akan mencegah konsekuensi yang lebih merusak di kemudian hari.

Tahun 1980, inflasi AS sempat menyentuh ke level 14,8% dan tidak ada penurunan satu digit hingga tahun berikutnya. Powell menurutkan bahwa sejarah tersebut memberikan peringatan terhadap mereka untuk tidak melakukan pelonggaran kebijakan moneter sebelum waktunya.

Ada sebanyak 87% analis memprediksi kenaikan suku bunga acuan The Fed bulan ini sebesar 75 basis poin (bps), ini tercatat naik 79% jika mengacu pada alat ukur FedWatch.

Saat ini investor global masih menanti rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk bulan Agustus 2022 yang akan dirilis pada 13 September 2022. Analis memprediksi IHK akan kembali melambat ke 8,1% dari bulan sebelumnya yang berada di 8,5%.

Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memberikan lapora terkait Indeks Penjualan Rill (IPR) Agustus 2022 yang berada di 202,8 atau tumbuh 5,4% secara tahunan. Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan penjualan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau.

Jika melihat secara bulanan, penjualan eceran diprediksi tumbuh 1,3% (month-to-month/mtm), setelah sebelumnya mengalami penurunan selama tiga bulan berturut-turut. Kenaikan didorong oleh naiknya penjualan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta perbaikan Kelompok Suku Cadang dan Aksesori.

Dari data tersebut BI memperkirakan bahwa kinerja penjualan eceran akan tetap menguat pada bulan Agustus 2022.

Terkoreksinya kurs dolar AS menjadi momentum yang tepat untuk penguatan mayoritas mata uang du Asia. Yen Jepang yang berstatus mata uang safe haven, berhasil memimpin penguatan mata uang di Asia lantaran terapresiasi 0,66%.

Bath Thailand san dolar Singapura menyusul penguatan masing-masing sebesar 0,52% dan 0,47% terhadap mata uang Paman Sam.