Untuk Mendapatkan Harga Terbaik, Segera Hubungi Kami di (021) 2961 5678                                                                                    
RUPIAH CETAK PENGUATAN 4 HARI BERTURUT-TURUT

25 November 2022, 10.00 WIB


image

Membuka perdagangan pagi hari ini Jumat (25/11/2022), mata uang Garuda kembali menunjukan penguatannya terhadap dolar AS, setelah sebelumnya mencatat penguatan 3 hari beruntun. Indeks dolar AS yang terus bergerak melemah mendorong tren penguatan rupiah.

Berdasarkan data Refinitiv, nilai tukar rupiah dibuka menguat dengan kenaikan 0,15% ke posisi Rp15.640/US$.

Penguatan mata uang Paman Sam mulai terpangkas terlihat dari laju indeks yang terus menurun. Akhir September lalu, indeks dolar AS bergerak di sekitar 114, tertinggi dalam lebih dari 20 tahun terakhir, sedangkan saat ini berada di 106.

Hal tersebut juga membuat para investor meninggalkan dolar AS. Ini terlihat dari posisi spekulatif para investor, yaitu dengan jual bersih (not short) dolar AS untuk pertama kalinya sejak pertengahan Juli 2021.

Selain itu, ekspektasi bank sentral AS atau The Fed yang akan mengendurkan laju kenaikan suku bunga acuannya muncul setelah tingkat pengangguran mengalami kenaikan, dan inflasi menurun.

Departemen Tenaga Kerja AS memberikan laporan terkait tingkat pengangguran bulan Oktober naik menjadi 3,7% dari bulan sebelumnya di 3,5%.

Kemudian inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) dilaporkan tumbuh 7,7% year-on-year (yoy). Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding bulan sebelumnya di 8,2% (yoy).

Kini inflasi sudah mulai menurun sejak Juli lalu, semakin jauhi level tertinggi 40 tahun di 9% yang dicapai pada bulan Juni 2022.

Sementara bank sentral paling poworful di dunia ini akan kembali mengadakan rapat kebijakan moneter pada pertengahan bulan Desember mendatang. Pasar melihat jika The Fed akan menaikan suku bunganya sebesar 50 bps menjadi 4,25% hingga 4,5% dengan stabilitas sebesar 75%.

Dapat Kurs Terbaik Hanya Ada Di PT.SAVE Money Changer, Berlokasi Di Daerah Sunter Jakarta Utara