Untuk Mendapatkan Harga Terbaik, Segera Hubungi Kami di (021) 2961 5678                                                                                    
BURSA ASIA – PASIFIK VARIATIF, BURSA CHINA NAIK TINGGI

30 Januari 2023, 09.43 WIB


image

Pada perdagangan pagi hari ini, Senin (30/1/2023), bursa saham Asia Pasifik mayoritas dibuka melemah, seiring dengan kembali dibukanya pasar saham China hari ini setelah libur panjang dalam rangka Imlek 2023.

Laju indeks Nikkei 225 mencatat kenaikan 0,11% dan Shanghai Composite China melonjak sebesar 1,35%.

Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong Justru ambles 0,48%, Straits Times Singapura turun 0,19%, ASX 200 Australia melemah 0,16%, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi hingga 0,88%.

Kini investor akan mengamati pergerakan pasar saham China, setelah sebelumnya ditutup lantaran adanya libur panjang dalam rangka Imlek 2023.

Selain itu, pergerakan bursa Asia Pasifik hari ini juga cenderung berlawanan dari bursa saham AS, di mana bursa saham Wall Street ditutup cukup cerah akhir pekan lalu. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik tipis 0,08%, S&P 500 bertambah 0,25%, dan untuk indeks Nasdaq melonjak 0,95%.

Pergerakan bursa saham Wall Street di AS pekan kemarin dipengaruhi oleh sejumlah kinerja keuangan perusahaan-perusahaan raksasa AS.

Lebih dari 25% perusahaan di indeks S&P 500 sudah memberikan laporan keuangan terbaru mereka. Dari jumlah tersebut, hanya 69% yang mampu mencatat kinerja yang lebih baik dari ekspektasi.

Analis juga memperkirakan agregat earnings dari laporan keuangan kuartal IV-2022 akan mengalami penurunan 2,7%, lebih rendah dibanding koreksi 1,6% yang diproyeksikan pada 1 Januari lalu.

Pada Jumat malam waktu Indonesia, data revisi indeks konsumsi masyarakat atau personal consumption expenditure (PCE) telah dirilis, di mana angkanya tercatat mengalami kenaikan 5% (year-on-year/yoy) pada Desember 2022, terendah sejak September 2021.

Indeks PCE melandai dan memberikan harapan pasar jika The Fed akan melakukan pelonggaran terhadap kebijakan moneternya. Pasar memprediksi The Fed akan menaikan suku bunga 25 basis poin, lebih rendah dari ekspektasisebelumnya 50 basis poin.

Rilis data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal IV-2022, cukup positif serta mendorong pasar kembali optimis.

PDB AS kuartal IV-2022 dilaporkan tumbuh positif yakni 2,9% dan lebih tinggi dari ekspektasi 2,6%. Hal ini membuat pasar cerah setelah sempat khawatir akan adanya potensi resesi di AS.

Berdasarkan dari laporan Departemen Tenaga Kerja AS data klaim tunjangan pengangguran pada pekan terakhir 21 Januari. Klaim yang diajukan sebanyak 186.000, menjadi yang terendah sejak April 2022.

Masih kuatnya pertumbuhan ekonomi, dan positifnya pasar tenaga kerja kemungkinan akan membuat The Fed masih tetap agresif dalam menaikan suku bunga 50 basis poin pekan ini.

The Fed telah menaikan suku bunga acuannya sebesar 425 bps sejak Maret 2022 menjadi 4,25 hingga 4,50%.

Meski demikian, pertumbuhan ekonomi AS masih cukup kuat, sinyal resesi masih terlihat. Hal ini terlihat dari banyaknya PHK serta aktivitas manufaktur yang masih lesu.

Sementara sejumlah investor menanti sejumlah data dan agenda penting seperti kebijakan suku bunga terbaru The Fed dan bank sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB) dan data aktifitas manufaktur China dan AS, yang akan dirilis pekan ini.

Dapat Kurs Terbaik Hanya Ada Di PT.SAVE Money Changer, Berlokasi Di Daerah Sunter Jakarta Utara