Untuk Mendapatkan Harga Terbaik, Segera Hubungi Kami di (021) 2961 5678                                                                                    
SENTIMEN POSITIF DARI IMF TAK BERPENGARUH PADA RUPIAH

01 Februari 2023, 09.10 WIB


image

Sentimen positif datang dari dalam dan luar negeri sejak Selasa kemarin. Namun hal ini masih belum mampu mendorong kinerja rupiah untuk melawan kurs dolar AS di awal perdagangan hari ini, Rabu (1/2/2023).

Berdasarkan data Refinitiv, mata uang Garuda dibuka melemah tipis 0,03% ke posisi Rp14.990/US$. Tidak lama kemudian, rupiah berhasil menguat 0,2% ke Rp14.955/US$, sayangnya penguatan rupiah kembali terpangkas 0,1% menjadi Rp15.000/US$.

Dari luar negeri, Dana Moneter International (IMF) kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 ini menjadi 2,9%. Angka ini naik dari proyeksi sebelumnya yakni pada Oktober hanya kisaran 2,7%.

Perubahan proyeksi ini dipicu oleh pembukaan kembali aktivitas perekonomian China. Dari laporan IMF, ini membuka kalan untuk memulihkan aktivitas ekonomi dengan cepat. Pemicu lainnya seperti ketangguhan sejumlah negara di paruh kedua 2022, inflasi yang mulai mereda, serta penurunan dolar AS dari level tertingginya.

Selain itu, sektor manufaktur Indonesia telah meningkatkan laju ekspansi pada Januari lalu, tentunya menjadi kabar baik. Seperti yang diketahui, industri pengolahan berkontribusi sekitar 18% terhadap produk domestik bruto (PDB), ini terbesar dari lapangan usaha.

Pagi ini, S&P Global memberikan laporan purchasing managers’ index (PMI) manufaktur sebesar 51,3 pada Januari, angka tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya 50,8. Kenaikan ekspansi diatas 50 tentu bisa memberikan sentimen positif terhadap rupiah yang kemarin melemah 0,13%.

Meski demikian, palaku pasar masih wait and see, lantaran bank sentral AS (The Fed) akan mengumumkan suku bunga acuannya pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Pasar menanti kepastian The Fed apakah suku bunga naik 25 basis poin sesuai ekspektasi atau tetap 50 basis poin.

Jika kenaikan yang dilakukan The Fed sebesar 25 bps, dan membuka ruang pemangkasan di akhir tahun nanti, maka rupiah berpotensi mengalami penguatan lebih jauh. Sedangkan jika suku bunga dinaikan 50 basis poin, rupiah berisiko kembali melemah.

Pasar juga tengah menanti rilis data inflasi Indonesia. Di mana konsensus pasar memperkirakan inflasi Januari 2023 akan menembus 0,44% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm). Inflasi akan jauh lebih rendah dibanding pada Desember 2022 yang tercatat 0,66%. Secara tahunan (year on year/yoy) akan menembus 5,40% di bulan ini. Dan inflasi akan lebih rendah dibanding Desember 2022 yang tercatat 5,51%.

Sementara secara tahunan, inflasi kemungkinan akan melandai seiring dengan berkurangnya dampak dari kenaikan harga BBM subsidi.

Semakin turunnya inflasi, maka akan mendorong daya beli masyarakat semakin kuat, dan bisa berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi.

Dapat Kurs Terbaik Hanya Ada Di PT.SAVE Money Changer, Berlokasi Di Daerah Sunter Jakarta Utara